Lulung : Saya Yakin Ahok Seorang Psikopat

21.11
Saya yakin betul Ahok itu Psikopat, Tuhan aja dilawan sama dia” begitu pernyataan Abraham Lunggana Wakil Ketua DPRD dalam sebuah acara di Jakarta Pusat akhir Maret 2016 yang lalu. 

Menurut Lulung, begitu Wakil Ketua DPRD dari Partai PPP itu biasa disapa, ucapan Ahok tidak mengindahkan nilai kesopanan dan dia (Ahok) mudah sekali mengumbar emosi, jika salah pun ia berani menantang Tuhan. Lulung menyarankan kepada KPU agar melakukan test psikotest terhadap calon yang akan maju dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.

Tidak main-main, lulung bahkan siap mempertanggungjawabkan jika pernyataannya ini kelak dipermasalahkan. Lulung menambahkan, ia telah mendalami kesehatan jiwa Ahok dan meminta hasil pemeriksaannya ketika Ahok masih berstatus calon gubernur DKI Jakarta tahun 2012 yang lalu. Lulung pernah diminta mengajukan surat kepada IDI, Ikatan Dokter Indonesia terkait masalah ini. Namun IDI menolak dengan alasan itu merupakan masalah pribadi.

“Sebagai Panitia Pansus kami membuat hak interplasi. Di Pansus kami dibagi tugas, dua orang dari Partai Hanura pergi ke dokter. Dua dokter mengiyakan” Ujar Lulung yang menjelaskan bahwa bukan dirinya yang bilang Ahok psikopat melainkan dua dokter tersebut.

“Bukan aku, tapi kata dokternya, Orang-orang partai Gerindra bilang aku” kata Lulung.

Bukti Bahwa Ahok Seorang Psikopat

Tanda-tanda bahwa Ahok psikopat terlihat saat Ahok mengajukan Uji Materi Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah terkait dengan cuti selama kampanye ke Mahkamah Konstitusi. Ternyata Ahok tidak cuti, selama kampanye ia tetap bekerja untuk mengikuti rapat penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2017. Ahok berdalih jika ia tidak ikut rapat tersebut maka akan membahayakan anggaran senilai kurang lebih Rp. 70 Triliyun. Lulung menilai alasan Ahok tidak relevan dengan keadaan sebenarnya, dengan kata lain Lulung menuduh Ahok tukang bohong.

“Sekarang dia takut apa ? Dia tidak merealisasi keinginan rakyat. Tidak menyerap anggaran secara baik. Hari ini baru berapa persen, sudah perubahan. Saya bilang tukang bohong” tegas Lulung.

Contoh lain dapat dilihat dari sepak terjang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok pada kasus reklamasi Teluk Jakarta. Lulung mengeluhkan kasus yang sudah terang benderang itu sampai saat ini masih jalan di tempat. Lulung menuding penggusuran demi penggusuran yang di lakukan Ahok sebagai orang nomor satu di Pemprov DKI murni demi kepentingan pengembang reklamasi. Para korban penggusuran dengan alasan relokasi tersebut di tampung di rumah susun yang kata sebagian orang cukup memprihatinkan. Yang lebih penting kata Lulung semua sepak terjang Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Ahok di Back up oleh Media Massa.

Menariknya Rumah Susun tempat penampungan korban relokasi itu bukan milik Pemprov DKI melainkan hasil kesepakatan Ahok dengan pengembang reklamasi.

“Agar teman-teman tahu, apa sebab pak Rizal Ramli (mantan Menko Kemaritiman) melakukan moratorium (reklamasi). Karena memang ada persoalan kepatutan. Pemerintah kita tidak menjalankan norma dan etika. Kenapa ada penggusuran ? sakit hati kita. Ini semata-mata pencitraan oleh seorang gubernur”

Lebih lanjut Haji Lulung menjelaskan seluruh proses reklamasi dilakukan tanpa payung hukum.sebab dua rancangan peraturan daerah masih digodok DPRD DKI. Lulung menyebutkan kesepakatan yang terjadi antara Ahok dengan pengembang seperti perjanjian preman “Diperas oleh pengembang untuk minta tambahan 15% kontribusi ini pemerasan, dan saya bingung kenapa penegak hukum diam saja”

Sayangnya pernyataan Abraham Lunggana selaku Wakil Ketua DPRD DKI dari partai berlambang Ka’bah PPP bahwa Basuki Tjahja Purnama selaku Gubernur DKI Jakarta adalah seorang psikopat tidak diamini oleh sebagian besar Netizen. Komentar-komentar tidak enak justru mengarah pada Lulung sendiri. Bom meletus ditangan sendiri, mungkin istilah itu cocok untuk Haji Lulung.

Namun demikian ada juga yang memberikan pernyataan yang mengejutkan yang mengatakan bahwa Ahok lebih cocok jadi Gubernur Sosmed (Sosial Media).

Tanggapan Ahok disebut Psikopat oleh Lulung

Ahok ragu terhadap informasi Lulung yang menyebut dirinya psikopat. Menurut Ahok dari hasil seleksi saat pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI 2012 dirinya dinyatakan sehat jasmani dan rohani.
“Kan gue sudah bilang, gangguan jiwa gue masih pas garisnya. Kalau udah lewat, gua tidak lolos jadi gubernur”

“Kalau Lu Bilang gua psikopat, jangan macam-macam sama gua lu. Lu udah tau gua psikopat, kenapa berani godain gua?”

Ahok curiga pada Lulung, jangan-jangan Lulung salah membaca hasil test kejiwaannya sendiri. “Gua curiga, ya, jangan-jangan Lulung baca test kejiwaannya sendiri. Tapi, karena lagi benci sama gue, Abraham Lunggana berubah menjadi Basuki Tjahja Purnama”

Keretakan hubungan antara Ahok dan Lulung diduga berawal dari kisruh antara Ahok dengan DPRD DKI Jakarta dalam RAPBD DKI Jakarta 2015. Masih terkait dengan RAPBD itu, pada tanggal 15 Maret 2015 diadakanlah rapat Mediasi dan Klarifikasi Mengenai Evaluasi RAPERDA/APBD DKI Jakarta Tahun Anggaran 2015 di Kantor Kemendagri. Rapat ini pun berakhir ricuh. Lulung yang kata banyak orang wajahnya mirip Mail dalam film anak Upin dan Ipin emosinya meluap-luap dalam kericuhan tersebut. Sebelum kejadian itu banyak orang menilai antara Ahok dan Lulung sering terjadi pendapat yang berseberangan.

Kata-kata Lulung terhadap Ahok Terbukti Benar

Pada tanggal 14 April 2016 Abraham Lunggana alias Lulung alias Haji Lulung berjanji akan mengiris telinganya jika Ahok berani menggugat BPK Badan Pemeriksa Keuangan ke pengadilan terkait hasil audit pembelian sebagian lahan RS Sumber Waras seluas 3,6 hektar yang nilainya mencapai Rp. 775 Miliar. LPH BPK untuk Provinsi DKI tahun 2014, BPK mengatakan ada indikasi kerugian daerah sebesar Rp. 191 Miliar terkait dengan pembelian lahan tersebut.
“Kalau Ahok berani gugat BPK, bilang Ahok, gue potong kuping gue. Haji Lulung minta dipotong kupingnya kalau dia berani menuntut BPK ke pengadilan” kata Lulung sembari menarik telingan kanannya.

Terkait hasil audit BPK, tanggal 12 April KPK memanggil Ahok untuk menjawab 50 pertanyaan dari Komisi Pemberantasan Korupsi. Ahok harus menjalani pemeriksaan selama 12 jam dimulai pukul 09 pagi dan berakhir pukul 09 malam di kantor KPK.
“Saya berterima kasih kepada KPK, kalau tidak saya jadi liar diluar, seakan-akan saya bersalah padahal apa yang disampaikan BPK itu tidak masuk akal”

Ahok mengatakan BPK membandingkan harga pembelian Pemprov DKI Jakarta dengan PT Ciputra Karya Utama. PT Ciputra membeli dengan harga pasar, sedangkan Pemprov DKI membeli dengan harga NJOP (Nilai Jual Objek Pajak).
“Dibanding harga pasar, NJOP lebih murah” begitu kata Ahok

Awalnya tanah tersebut pernah akan dibeli oleh PT Ciputra tahun 2013 dengan harga Rp. 15 Juta/Meter, waktu itu harga NJOP nya sebesar Rp. 12 Juta/Meter. Pada tahun 2014 Pemprov DKI membeli lahan tersebut sesuai harga NJOP pada saat itu yakni seharga Rp 20.755.000/Meter atau naik sebesar 66% dari harga NJOP tahun 2013.

Andai kata Ahok tidak bersalah atau dianggap tidak bersalah dalam kasus pembelian lahan ini, Luhung tetap benar karena sampai saat ini Ahok memang tidak pernah menggugat BPK. Yah walaupun sebenarnya kebenaran seperti ini tidak terlalu berarti.

Kalau menurut saya harga tanah NJOP Rp. 20 Juta/Meter di daerah Jakarta Barat masih masuk akal, yang tidak masuk diakal saya adalah kenaikan harga tanah NJOP sebenar 66% hanya dalam waktu satu tahun saja.

Tanggal 25 Juni 2016 lagi-lagi Lulung berjanji akan memotong kedua telinganya jika Ahok berani maju melalui jalur independen pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta mendatang. Waktu itu Ahok belum memberikan pernyataan resmi mau memilih jalur independen atau lewat partai.

“Saya mau iris ini kuping saya, kalau dia (Ahok) berani ke independen. Waktunya selama pendaftaran. Kalau di pendaftaran Ahok di jalur independen nih, gua potong nih, sampai putus dua-duanya”

Ahok punya dua pilihan, mau jalur independen atau jalur partai. Kalau Ahok memilih jalur independen 1 juta KTP sudah dikantonginya sebagai syarat untuk maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta lewat jalur independen. Jika Ahok memilih jalur Partai Politik, Partai Nasdem, Hanura, dan Golkar siap mendukung.
Tanggal 15 Agustus 2016 Ahok sesumbar bahwa ia memiliki peluang lebih besar untuk menang jika maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta 2017 lewat jalur independen. Katanya, jika saya tidak lewat Parpol, orang yang tak suka dengan partai politik akan memilih saya.
“Kalau saya masih independen, lawan semua Parpol itu chance nya lebih besar. Sebab golput akan ikut saya”.

Tapi pernyataan Ahok diatas tampaknya hanya sesumbar politik semata karena pada akhirnya ia tetap memilih jalur Parpol. Jika demikian Ahok akan didukung Partai Golkar, Hanura, Nasdem. Ahok berdalih ketika ia maju bersama Parpol maka kesempatan menang dengan partai lain menjadi sama.

“Semua calon chancenya jadi sama, begitu saya ikut partai kesempatannya menjadi sama. Beda ketika saya independen.”

Tanggal 19 Agustus 2016 Ahok mengatakan sejak dulu ia berani mencalonkan diri sebagai kepala daerah melalui jalur independen. “Tanpa dukungan partai, saya sendiri saja berani” pernyataan itu diungkapkan oleh Ahok terkait dengan pernyataan seorang reporter yang meminta konfirmasi tentang pendekatan Ahok terhadap Djarot Saiful Hidayat adalah semata-mata untuk mengajak Djarot kembali sebagai wakilnya bukan untuk meminta dukungan Partai PDI-P.

“Saya tidak minta PDI-P dukung saya loh, saya minta Djarot mau enggak ikut saya jadi wakil”
Lagi-lagi Lulung benar, kali ini saya berani sependapat dengan Haji Lulung, Mailnya Indonesia ini. Ahok memang tidak akan berani maju lewat jalur independen. Kalaupun ia maju lewat jalur perseorangan itu hanya terjadi jika tidak ada Parpol yang mau mendukungnya.

Karena pernyataan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta terhadap Ahok terbukti benar saya jadi berpikir jangan-jangan pernyataan Lulung yang bilang kalau Ahok itu psikopat juga ada benarnya. Saya jadi tertarik untuk terus menelusurinya, padahal tadinya saya hanya menganggap peryataan Lulung tersebut hanyalah strategi perang politik semata. Dan akhirnya saya memutuskan untuk sedikit mengetahui tentang apa itu psikopat.

Ada 18 ciri-ciri psikopat secara umum yang saya temukan :

1.      Berbohong adalah kegemarannya
2.      Menganggap dirinya hebat
3.      Tidak punya rasa penyesalan terhadap kesalahan/ kejahatan yang ia lakukan
4.      Senang melakukan kesalahan waktu kecil (bisa dibilang anak badung kali ya)
5.      Anti sosial, acuh tak acuh terhadap orang lain
6.      Tidak punya rasa Empati (orangnya tegaan)
7.      Agresif, suka menantang nyali dan berkelahi
8.      Tidak bisa mengendalikan diri /emosi
9.      Mudah marah bahkan terhadap hal-hal sepele
10.  Mudah menyerang orang karena hal sepele
11.  Tidak bertanggung jawab
12.  Curang, pandai bersandiwara
13.  Tidak memiliki reaksi normal terhadap rasa takut, seperti tangan berkeringat, jantung berdebar, mulut kering, tegang, dan gemetar. Kata gampangnya “dingin”
14.  Suka memanfaatkan orang lain untuk kepentingan pribadinya
15.  Cerdas, biasanya paling cerdas diantara anak yang lain.
16.  Banyak tahu dan marah jika orang lain menyalahkannya. Merasa paling benar celakanya anggapannya memang benar.
17.  Argumennya sering benarnya dan jarang sekali salah
18.  Memiliki perkiraan dengan akurasi tinggi, perkiraannya jarang sekali salah dan kebanyakan memang benar atau benar semua.


Menurut anda mana dari ciri-ciri psikopat tersebut yang mendekati Ahok ?


Kesimpulan, alangkah lebih bijak jika saya menyerahkan ini semua kepada yang lebih berhak. Ya, warga Jakarta lebih berhak memberi penilaian kepada Gubernur mereka sendiri. Warga Jakarta yang merasakan secara langsung bagaimana kehidupan mereka sebagai warga Jakarta selama dipimpin oleh mantan orang no. 1 di Bangka Belitung itu. apakah Kartu Pintar berjalan lancar, jalanan lancar atau malah sebaliknya lebih macet. Bagaimana dengan banjir di musim penghujan. Kondisi sungai. birokrasinya bagaimana, apa susah mengurus surat-surat ke Kelurahan, Kecamatan dan PEMDA ? semakin betah tinggal di Jakarta atau sebaliknya ? mau memilih Ahok lagi tahun depan atau tidak ? semua saya serahkan kepada yang lebih berhak, warga Jakarta Timur, Jakarta Utara. Jakarta barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Pusat.

Soal  pernyataan Lulung yang bilang Ahok psikopat, saya rasa ini bukan etika berpolitik yang patut di teladani terlepas dari benar tidaknya pernyataan tersebut. Menyerang lawan politik di tengah publik bukan sesuatu yang patut ditiru oleh generasi bangsa. Terlebih Lulung berasal dari parti PPP, partai Islam. tanggung jawab moralnya bukan hanya sebatas anggota partai tetapi juga ia mengemban tanggungjawab untuk menjaga nama baik Islam.  Terlebih pernyataan tersebut tidak memiliki bukti yang sangat kuat, dan kelak tidak terbukti kebenarannya sehingga menyebabkan bom meletus di tangan sendiri.

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔