Puasa
telah berlalu, lebaranpun telah usai, kini aku kembali sekolah memasuki ajaran
baru. Kata guru saya, ajaran baru tahun ini tidak ada pelonco peloncoan.
Sebagai murid kelas satu SMP saya senang mendengar kabar itu. Rasanya seperti
mendengar kata “IYA” dari cewek gebetanku.
“Iya,
aku juga cinta kamu..” Aduhaiiii
Tapi…..
Kata
Ibuku, tahun ini keadaan ekonomi keluarga kami sangat susah. Disamping adikku
yang sudah masuk SD, aku masuk SMP, abangku juga masuk Kuliah tahun ini.
Sedangkan keluarga kami hanya mengandalkan gaji Ayahku, sedang Ibu sudah tidak
bekerja lagi sejak melahirkan Puasa kemarin. Wajah Ibu sangat sedih ketika
menjelaskan keadaan rumah tangga kepada anak-anaknya. Aku kasihan kepada ibu.
Aku ingin membantu andai aku bisa.
Halo,
namaku Al Ghazali, aku baru lulus Sekolah Tingkat Atas dan sekarang sudah resmi
menjadi mahasiswa baru. Yang tadi itu adikku, namanya Ahmad Dhani dia baru
lulus Sekolah Dasar dan sekarang sudah terdaftar sebagai siswa Sekolah Menengah
Pertama. Benar kata adikku, ekonomi keluarga saya sekarang lagi susah. Saya
berencana bekerja sambil kuliah. Selain itu aku juga ingin belajar bagaimana menghasilkan uang lewat internet bagi pemula. Dan.....
Kringngngng…
Sebentar
ada telpon masuk.
“Halooo
ada apa ? dimana ? Oke”
Tadi
aku sampai dimana ya, ah sudah dulu ya aku ada janji dengan seseorang, penting.
Al
Ghazali berangkat dengan sepada motor HONDA hadiah ulang tahunnya setahun yang
lalu. Ahmad Dhani dan Raisa Andriana sedang asik berdiskusi dengan Ibu dan bayi
dipangkuannya.
Lima
belas menit kemudian………
Al
Ghazali sampai di rumah sahabatnya Dude Herlino, mereka sudah berteman kurang
lebih selama tiga tahunan pokoknya sejak mereka berdua duduk di bangku SMA. Tidak
lama kemudian muncul Sule, lalu Rizky Febian dan Eno. Kesemuanya itu adalah
anggota band, nama bandnya “KIAMAT BAND”. Kenapa namanya seram begitu, nanti
biar Al Ghazali atau anggota band lain yang menjelaskan. Al Ghazali DKK duduk
santai diruang tamu rumah Dude ditemani minuman dingin aneka warna dan rasa.
Mereka asik berdiskusi sambil sesekali tertawa renyah.
Dua
puluh menit kemudian………..
Bel
berbunyi
“Sebentar
ya ada tamu” Dude Herlino segera bangkit membuka pintu
“Sepertinya
itu Fatin” kata Eno mengira-ngira, yang lain tidak menanggapi, mereka masih
asik dengan bahan obrolan yang hampir menyentuh klimaks. Sebentar kemudian tawa
pecah, tapi tiba-tiba hening demi melihat tamu yang datang. Benar kata Eno, itu
Fatin Sidqia.
“Maaf
semuanya, aku terlambat” Wajah Fatin menyesal
“Perasaan
tadi ada yang berbaik hati menawarkan tumpangan” Sule menyindir Fatin yang
menolak ajakkannya naik motor.
“Maaf
Le, bukan apa-apa, takut ada fitnah”
Hening
sejenak
“Berhubung
sekarang sudah hadir semua, ayo kita latihan” Dude memecah keheningan
Halo
pembaca, aku Al Ghazali dan ini semua adalah sahabatku dibawah payung “KIAMAT
BAND”. Disamping saya ini Dude Herlino, disebelahnya Eno, disebelahnya lagi
Rizky Febian terus Sule. Dan yang
berdiri paling pinggir agak jauh sebenarnya adalah Fatin, satu-satunya anggota
band paling cantik disini. Kenapa dinamakan “Kiamat Band” ? hmmmm
Al
Ghazali mengganjal bibir bagian bawah dengan jarinya sehingga ia terlihat
manyun dan sedang berpikir keras. Teman-temannya menertawakannya sedang ia
sendiri pun tertawa entah sedang menertawakan siapa.
Awal
mula muncul nama kiamat, sebenarnya saat kita sedang terlibat diskusi alot
perihal nama band yang notabene waktu itu sudah berumur lima bulan.
Al
Ghazali mulai bercerita
Saat
asik berdiskusi tiba-tiba sesuatu yang sangat membuat kami semua kaget, muncul
di layar kaca. Tsunami Aceh tahun 2004. Saat itu kami masih duduk dibangku SMP
kelas tiga, dan kami ikut PMR. Sebagai anak PMR kami ikut terlibat dalam
pengumpulan dana bantuan tsunami Aceh 2004 serta penyalurannya. Kami ikut
merasakan penderitaan rakyat Aceh sehingga kami bekerja tak kenal lelah
mengumpulkan bantuan dana dan menyalurkannya. Sebenarnya kami juga ingin
menyaksikan secara langsung dan membantu mengumpulkan anak-anak, menyediakan
keperluan mereka, mencari keluarga mereka jika masih ada. Wajah Al Ghazali
sembab begitu juga dengan Dude, Sule, Eno, dan Rizky. Sedang Fatin menutup
wajahnya dengan kerudung kuning, pasti ia sedang menangis.
Satu
bulan kemudian, kami memutuskan “Kiamat Band” sebagai nama band kami. Kenapa
Kiamat band, kenapa bukan Tsunami Band ? karena itu akan melukai perasaan
rakyat Aceh dikemudian hari, kami tidak ingin itu terjadi. Lagipula Kiamat Band
kedengarannya lebih gahar dan lebih mudah di ingat. Okey, setelah panjang lebar
menjelaskan asal muasal “Kiamat Band” sekarang perkenankan Saya Al Ghazali
Gitaris Kiamat Band memperkenalkan Personil Kiamat Band satu per satu. Saya
mulai dari Fatin Sidqia sebagai Vokalis, suaranya unik dan berkarakter. Trus
ada Rizky Febian memegang Bass, kemudian ada Sule Sutisna memegang gitar
melody. Eno drummer dan Dude Herlino sebagai manager sekaligus pasilitator
kami. Okey, selesai tugasku menjelaskan semuanya, saya mohon pamit, kami ingin
berlatih. Lets Gooooo!!!!!
Rata-rata
personil “Kiamat Band” memang berasal dari keluarga yang sederhana. Boleh
dibilang semuanya sih, karena Dude Herlino yang notabene satu-satunya orang
mampu diantara mereka bisa dibilang bukan merupakan anggota band walaupun belum
tentu ia menerima pernyataan demikian. Sebelum Al Ghazali bergabung, Dude
Herlinolah yang memegang peran gitaris. Tapi hanya dua Minggu ia bertahan,
karena ia menganggap musik hanya sebagai hobi dan hiburan semata. Sedang bakat
ia tak punya, keluarganya pun tak ada yang memiliki sejarah sebagai musisi.
Hanya neneknya pernah cerita, waktu masih di pesantren neneknya sangat senang
mendengar musik kasidah dan sesekali ikut memainkannya. Ketika Dude memutuskan
berhenti personil lain panik. Tanpa Dude, uang mereka tak pernah cukup menyewa
studio musik.
Demi
persahabatan, Dude memutuskan bertahan tapi tidak lagi memainkan apapun.
Awalnya dia berperan sebagai backup, jika ada personil yang kelelahan atau
absen misalkan dia sebagai penggantinya. Tapi itu hanya bertahan tidak lebih
dari dua bulan. Bakat bisnis yang mengalir dari Ayahnya meyakinkan dirinya
untuk menambah sebuah peran dalam tubuh band yaitu Manager. Diawal karirnya
sebagai manager, ia sangat kesulitan mempromosikan band mereka, alasannya satu :
Band itu belum memiliki nama dua : Mereka belum menemukan nama yang tepat untuk
band itu.
“Memberi
nama sebuah group band kadang lebih susah daripada memberi nama bayi yang baru
lahir” kata Eno suatu ketika
Namun
setelah band itu memiliki nama, Dude Herlino mulai menemukan titik terang. Berbagai promosi ia lakukan tidak terkecuali dengan menggunakan metode internet marketing seperti misalnya promosi lewat sosial media dan blog. Undangan demi undangan ia terima mulai dari acara sekolah sampai acara kawinan.
Acara paling akbar yang pernah mereka ikuti adalah acara Agustusan yang di
gelar di alun-alun kota. Berbagai lomba juga pernah mereka ikuti, tapi
keberuntungan belum berpihak setidaknya sampai saat ini. Tapi Dude dkk tetap
bersyukur, berkat kerja keras mereka selama ini. Akhirnya impian untuk memiliki
studio sendiri tercapai sudah. Dan itu sudah satu setengah tahun yang lalu.
Impian
“Kiamat Band” berikutnya adalah menjadi artis Youtube, mendulang pundi – pundi
dari situs youtube adalah hal yang masuk akal mengingat Youtube merupakan salah
satu situs terbesar saat ini. Dan apabila mereka sudah berhasil menghasilkan
uang dari Youtube, maka masalah ekonomi keluarga Al Ghazali, Ahmad Dhani, Raisa
Andriana serta Bayi dipangkuan sang Ibu akan terpecahkan. Semoga……..
1 Komentar
Apaan ini. Menghasilkan uang gimana? Ini lelucon atau apa?
BalasPenulisan markup di komentar