Ronaldo seorang remaja berambut pirang

23.59
Diam bukan berarti tidak terjadi apa-apa, di keheningan siang ini Matahari mengangkat uap bumi dengan panasnya. Sejajar pandangan mata uap itu bergerak mengerikan tampak seperti jalan menuju alam yang begitu sunyi dan gelap. Sementara angin secara tak kasat mata menggerakkan jendela kamar seorang remaja berambut pirang, Ronaldo namanya. Engsel jendela itu sudah lama berkarat, sehingga gesekannya menimbulkan bunyi yang aneh. Kadang terdengar seperti suara anjing ketakutan.

Wajah Ronaldo tampak cerah ketika memasuki kamar itu di lantai dua. Sejenak ia mampu melupakan rasa sedihnya sebab Cristiano Ronaldo tak mampu melanjutkan pertandingan maha penting akibat cedera di final Liga Eropa 2016 dini hari tadi. Siang ini hati Ronaldo sedang berbunga-bunga. Setengah jam yang lalu Astrid, gadis yang ditaksirnya dalam kurun dua belas bulan tiga pekan tengah duduk dibangku taman dan kebetulan Ronaldo lewat bersama Benzema temannya. Ronaldo tidak menyadari keberadaan Astrid yang tengah asik berdikusi mengenai novel Bulan Terbelah di Langit Amerika bersama temannya Nabila sedang Ronaldo sibuk bergurau dengan Benzema berebut topi Justin Bieber. 

ronaldo


Ketika asik bergurau, topi itu jatuh tepat di depan Astrid, gambar Justin Bieber yang menempel pada topi itu tersenyum pada Astrid, sedangkan Asrtid tersenyum pada Ronaldo. Ronaldo yang reflex menunduk mengambil topi seketika mematung demi melihat wajah cantik Astrid dari jarak yang cukup dekat, mungkin hanya satu meter lebih sedikit. Cukup lama ia menyaksikan kecantikan itu, sampai Benzema menyadarkannya.

Seperti orang yang sedang berlari dari safa dan marwah, di dalam kamar berwarna dominan putih itu Ronaldo berjalan cepat dari sudut kesudut. Pikirannya sibuk memikirkan sesuatu, mulutnya komat kamit berbisik yang mungkin hanya dia sendiri dan angin yang mendengar. Wajahnya berubah tegang sedang keringat mengkristal pada punggung tangan serta keningnya. Sesekali ia diam, mencoba mengingat kembali momen yang baru saja dialaminya lalu dengan sendirinya wajahnya kembali cerah. Berbulan-bulan ia mengintai momen yang sangat membahagiakan jiwa itu, namun momen itu yang justru memergokinya tanpa sedikitpun ia menyadarinya. Ini adalah karunia Tuhan kepada seorang pemuda bernama Ronaldo,karunia berupa perasaan cinta yang indahnya tak terkira-kira. Tersemat jauh dilubuk hatinya.

Berbagai cara telah ia tempuh untuk menyatakan cinta pada Astrid si calon bidadari surga versi dirinya. Dan tanpa bermaksud mempermalukan Ronaldo sejujurnya, tidak ada usaha yang benar-benar ia lakukan, semua berjalan hanya selangkah sedang sisanya hanya khayalan belaka. Kalau saja kita tahu pengalaman Ronaldo dalam hal asmara, saya kira kita sepakat memakluminya. Dan sekarang ketika Ronaldo memutuskan untuk menulis surat cinta, semua jadi tampak masuk akal, setidaknya buat dirinya yang sedang dimabuk cinta. Terlepas apakah Astrid mau menerimanya sebagai lelaki yang ia pilih. Juga  terlepas apakah menyatakan cinta kepada seorang gadis itu perlu atau cukup Ronaldo, angin, dan topi bergambar Justin Bieber  saja yang tahu. Astrid tidak usah diberitahu, mungkin ia sudah mengetahui. “Mungkin?” Ronaldo cukup terganggu dengan kata “mungkin” ini. Tampaknya ia lebih suka dengan kepastian. Ia lupa, dengan menulis surat cinta pun ia telah menciptakan kemungkinan baru_kemungkinan surat tidak dibalas.

Menulis surat cinta, yang tadinya Ronaldo pikir mudah seperti mengupas buah mangga perlahan mulai terasa mengerikan. Ronaldo tidak tahu apa yang harus ia lakukan dengan pulpen ditangannya dan kertas di atas meja. Akhirnya ku putuskan untuk menyingkat cerita ini, karena tak seorangpun ingin melihat Ronaldo berjam-jam dengan sebuah gel pen dan kertas yang tetap kosong. Singkat cerita Benzema datang atas permintaan Ronaldo, dan Ronaldo senang atas kedatangan Benzema.

“Begini bro, aku ingin menulis surat kepada Astrid, apakah kau bisa membantuku?”
Dengan nada serius  Ronaldo memulai pembicaraan. Benzema tidak langsung menjawab, ia tengah asik menikmati juss mangga buatan Marsha adik Ronaldo. Benzema sudah naksir saat pertama kali melihat Marsha dihalaman rumah ini. Waktu itu Ronaldo dan Benzema belum saling kenal. Karena ia mencintai Marsha dan tentu saja Ronaldo tidak mengetahuinya maka juss Mangga yang mengalir di tenggorokannya dan yang tersisa dalam genggamannya adalah juss mangga terbaik di dunia versi Benzema. Dan jangan heran jika ia memperlakukan juss mangga itu agak sedikit berlebihan.

“Begini kawan, mengingat apa yang telah kau alami belakangan ini, aku sedikit ragu dengan niat mu itu” Benzema berdiri di dekat jendela, suaranya ciut ditelan derak engsel berkarat lalu terbang dibawa angin terbuang jauh melintasi uap bumi. Masih terang ingatan Benzema, tiga bulan yang lalu
Saat Ronaldo mantap ingin mengutarakan perasaannya pada Astrid. Tapi justru saat itu ia dipermalukan puluhan manusia berbaju putih biru dalam ruang segi empat yang disebut kelas. Waktu itu Astrid sudah seminggu tidak masuk karena sakit, rindu Ronaldo menggebu-gebu. Dan agaknya rindu membuatnya jadi senewen, lalu ia bicara lantang pada Benzema.

Ronaldo : “Ben, besok kalau Astrid masuk, aku akan bilang cinta sama dia”.
Benzema : “Caranya?”
Ronaldo : “Besok aku datang pagi sekali, lalu aku berdiri dipintu kelas menunggunya, kalau ia muncul aku akan bilang I Love You Astrid…”
Benzema : “Apa?”
Ronaldo mengulaginya sedikit lebih keras dan sedikit vulgar
Benzema, entah kenapa begitu tertarik dengan kegilaan temannya : “lagi”
Ronaldo : “I love You, I Love You, Aai Lof Yuuuuuu… HAHAHAHA”

Ronaldo sungguh seperti orang yang habis minum tiga botol bir oplosan, hingga ia tidak menyadari kalau kelakuan buruknya itu sengaja direkam oleh Hotman si Ronggur, satu-satunya pemeran antagonis dalam cerita ini. Hanya dalam hitungan detik hasil rekaman itu sudah jadi bahan tertawaan di ruangan kelas. Dan hanya dalam hitungan menit sudah sampai di ruang rapat guru. Celana Ronaldo basah tak kuat menahan hantaman rasa malu, ia tidak masuk seminggu setelah kejadian itu. Entah bagaimana cerita itu tak sampai pada Astrid, pasti ada malaikat yang berbaik hati menolong Ronaldo. Benzema merinding demi mengingat kejadian itu.

Dari pantulan cermin lemari baju, tampak wajah Ronaldo berubah sedih. Di pandangnya pulpen dan kertas di depannya dengan pandangan putus asa. Benzema berjalan mendekati Ronaldo yang duduk bersandar tempat tidur, di tepuknya bahu temannya itu.

“Jangan sedih kawan, aku akan membantumu menulis surat cinta. Asal kau tahu, aku punya pengalaman menulis surat cinta pada seorang gadis”
“siapa gadis itu?”
“Ah, sebaiknya kau tidak perlu tahu” wajah Benzema seketika pucat
“Kalau kau tahu, kau akan membunuhku” ucapnya dalam hati
“Apa ia membalas suratmu?”
“hahaha tentu saja tidak”
“Kau pasti bercanda”
“Sebenarnya memang tidak, tapi itu masih lebih baik daripada ia mencampakkannya didepanku!”
Kini giliran Ronaldo menepuk pundak orang disampingnya. Orang itu pikirnya ternyata nasib tidak lebih baik darinya.
“Apa kau tahu, Ben? Meski Ronaldo tidak main tadi pagi, secara mengejutkan Portugal keluar sebagai juara Liga Eropa 2016”
“Berapa skornya?”
“0-1”
“Siapa yang mencetak gol?”
“Eder”
“Bagaimana dengan Astrid?”
“Aku membatalkan niatku menulis surat sampai waktu yang tidak ditentukan, mungkin sampai Liga Eropa 2020
“Atau mungkin sampai kau memiliki keberanian untuk melamarnya?”
“yah, mungkin.”
“Semoga Tuhan menjodohkanku dengan calon bidadari surga” Ronaldo berdo’a dalam hati….

“SEKIAN”



Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔